PELAJARAN 14 SENANGNYA MENELADANI PARA NABI DAN ASHABUL
KAHFI
A. Kisah Keteladan
Nabi Yunus a.s.
Nabi Yunus a.s. adalah salah satu nabi yang mengalami
kehidupan dalam tiga kegelapan; yaitu kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan
di lautan, dan kegelapan malam. Nabi Yunus a.s. adalah pembawa ajaran tauhid.
Beliau menyesali tindakannya karena meninggalkan umat yang tidak mau bersujud
kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Beliau berdoa dengan nada penyesalan di
dalam perut ikan, seperti telah dijelaskan di dalam Q.S. al-‘Anbia‘:87 yaitu:
QS AL ANBIA 87
Artinya:
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh,
aku termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. al-‘Anbiya:87)
Nabi Yunus bin Matta diutus oleh Allah Swt. untuk berdakwah
kepada penduduk “Ninawa” di wilayah Maushil, Irak. Penduduk kampung “Ninawa”
berpaling dari jalan Allah Swt. dan menyembah berhala. Oleh sebab itu Allah
Swt. ingin memberi petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan
yang lurus. Allah Swt. mengutus nabi Yunus a.s. untuk mengajak mereka beriman
dan meninggalkan sesembahan selain Allah Swt.
Seruan nabi Yunus a.s. untuk menyembah Allah Swt. ditolak
penduduk “Ninawa”. Mereka tetap memilih menyembah berhala. Mereka lebih memilih
kekafiran dan kesesatan daripada keimanan. Mereka mendustakan nabi Yunus a.s.
mengolok-olok, dan menghinanya. Setelah lama menghadapi mereka, nabi Yunus a.s.
pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi keimanan mereka.
Allah Swt. pun mewahyukan kepada nabi Yunus a.s. untuk
membimbing kaumnya. Allah Swt. memberitahu bahwa akan mengazab umat nabi Yunus
setelah berlalu tiga hari. Lalu nabi Yunus menyampaikan perihal azab itu kepada
kaumnya, kemudian ia pergi meninggalkan mereka.
Kaum nabi Yunus telah mengetahui azab Allah Swt. akan
datang. Mereka melihat nabi Yunus telah pergi meninggalkannya. Dengan demikian
mereka yakin azab akan turun, maka mereka segera bertaubat kepada Allah Swt.,
dan menyesali sikap mereka selama ini. Ketika itu mereka berdoa memohon ampun
kepada Allah Swt. agar azab itu diangkat dari mereka. Allah Swt. menjauhi azab
itu dari mereka karena kesungguhan doanya.
Allah Swt. berfirman di dalam Q.S. Yunus/10:98.
QS YUNUS 98
Artinya:
“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang
beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka
(kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan
dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu
tertentu.” (Q.S. Yunus/10:98)
Nabi Yunus a.s. tetap meninggalkan kampung kaumnya karena
marah, padahal Allah Swt. belum mengizinkannya. Nabi Yunus a.s. pergi ke tepi
laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut
menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga
hampir saja tenggelam.
Melihat keadaan demikian, nahkoda kapal meminta
barang-barang yang berat dilempar ke laut untuk meringankan beban. Setelah
barang-barang berat dilempar ke laut, ternyata, kapal itu tetap saja oleng
hampir tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban
kapal dengan melempar seseorang ke laut, maka mereka melakukan undian dan
ternyata undian itu jatuh kepada diri nabi Yunus, tetapi mereka tidak mau jika
nabi Yunus harus terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata
jatuh kepada nabi Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali
dan hasilnya tetap sama. Maka nabi Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian
melemparkan dirinya ke laut.
Pada saat yang bersamaan nabi Yunus melompat dari kapal,
Allah Swt. Telah mengirimkan ikan paus besar yang langsung menelan nabi Yunus
dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya. Nabi Yunus a.s. pun
tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan
oleh ikan itu. Dalam riwayat dikisahkan, bahwa nabi Yunus a.s. berada dalam
tiga kegelapan; kegelapan di dalam perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan
malam.
Kita tidak perlu mempermasalahkan berapa lama nabi Yunus
a.s. berada di dalam perut ikan paus tersebut. Hikmah dari kisah nabi Yunus
a.s. yang diuji Allah Swt. Dan harus melompat ke dalam lautan yang dalam demi
keselamatan penumpang kapal yang kelebihan muatan. Kita bisa membayangkan,
bagaimana susahnya bernafas di kegelapan perut ikan yang berenang di lautan
dalam nan gelap. Namun, nabi Yunus a.s. tetap ingat kepada Allah Swt. dan
memanjatkan doa kepada-Nya. Singkat kisah, nabi Yunus selamat sampai ke tepian
berkat kasih sayang Allah Swt.
B. Kisah Keteladanan
Nabi Zakaria a.s.
Pengharapan panjang nabi Zakaria a.s. untuk mendapatkan
keturunan tidak pernah surut. Nabi Zakaria a.s. yang taat beribadah terus
berdoa tidak putus-putusnya kepada Allah Swt., hingga akhirnya membuahkan
hasil. Suatu saat Allah Swt. mengabulkan doa nabi Zakaria a.s., sehingga ia
memperoleh anak walaupun usianya telah tua. Anaknya itu diberi nama Yahya.
Sebagai manusia, nabi Zakaria a.s. ingin agar keturunannya tidak terputus dan
terus bersambung dari generasi ke generasi sepanjang Allah Swt. mengizinkannya.
Nabi Zakaria a.s. khawatir, bahwa bila ia wafat tanpa
meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan
kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemunkaran dan
kemaksiatan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat nabi Musa a.s. dengan
menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka.
Sebagai orang yang diserahi amanah untuk melindungi Maryam
binti Imran, nabi Zakaria a.s. tiap hari pergi ke mihrab melakukan ¡alat sambil
menjenguk Maryam. Nabi Zakaria a.s. mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh
ibunya. Tugas pengawasan terhadap Maryam diterima nabi Zakaria a.s. melalui
undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab.
Suatu hari ketika nabi Zakaria a.s. datang ke mihrab, ia
melihat Maryam di salah satu sudut mihrab sedang șalat (sujud), di depannya
terlihat berbagai jenis buah-buahan musim panas. Dalam hati nabi Zakaria a.s.
bertanyatanya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas itu, padahal mereka
masih berada dalam musim dingin. Nabi Zakaria a.s. tidak sabar menanti Maryam
selesai sujud. Setelah Maryam selesai șalat didekati nabi Zakaria a.s. untuk
menanyakan tentang asal muasal buah-buahan kepadanya: “Hei Maryam, dari manakah
engkau mendapati buah-buahan ini semua?” Maryam menjawab: “Ini adalah pemberian
Allah Swt. yang aku dapat tanpa dicari dan diminta. Di kala matahari terbit aku
mendapatkan rezekiku ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila
matahari terbenam. Mengapa Bapak merasa heran dan takjub? Bukankah Allah Swt.
Berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa
perhitungan?”
Suatu peristiwa yang menakjubkan, Allah Swt. memberi
tanda-tanda kehamilan isteri nabi Zakaria a.a , bahwa mulutnya tidak akan bisa
berbicara selama tiga hari dengan sesame manusia – padahal ia tidak sakit.
Isteri nabi Zakaria a.s. hanya bisa berbicara isyarat dengan tangan atau
lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu ia harus memperbanyak
bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. memberi seorang anak kepada nabi Zakaria a.s.
Anak yang diberi nama Yahya itu kelak dapat meneruskan dakwah nabi Zakaria.
Anak-anak, kisah nabi Zakaria a.s. dapat dijadikan teladan.
Untuk memperoleh keinginan kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas.
Kita tidak boleh putus asa. Setiap cobaan yang Allah Swt. datangkan, tentu ada
hikmah yang terkandung di dalamnya.
C. Kisah Keteladanan
Nabi Yahya a.s.
Nabi Yahya a.s. adalah anak nabi Zakaria a.s. Nabi Yahya
a.s. adalah seorang yang bertakwa. Beliau adalah seseorang yang cerdik pandai,
berfikiran tajam sejak ia berusia muda dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Disamping itu, nabi Yahya a.s. terkenal sebagai seorang nabi
yang teguh pendirian dalam berdakwah. Sebagai contoh nabi Yahya a.s. tetap
menyampaikan larangan Allah Swt. kepada raja Hirodus yang ingin mengawini anak
tirinya, Herodia. Nabi Yahya as tidak menghiraukan ancaman raja demi untuk
menegakkan kebenaran dan melawan kebatilan.
Bersama nabi Zakaria (ayahnya), nabi Yahya a.s. berdakwah
menyebarkan agama tauhid kepada umatnya; sehingga mereka terpelihara.
Q. S. MARYAM 12-13
Artinya:
”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu
dengan sungguhsungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia
masih kanak-kanak ; dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari
Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa. (Q.S.
Maryam/19:12-13).
Berdasarkan kisah nabi Yahya di atas, kita dapat mengambil
suri teladan, yaitu kita harus memiliki sikap yang tegas untuk mengatakan yang
benar itu adalah benar dan yang salah tetaplah salah, seperti penolakan nabi
Yahya a.s. terhadap rencana pernikahan raja Hirodus dengan putri tirinya yang
bernama Herodia.
Ucapan dan perbuatan nabi Yahya as selalu diikuti, karena
beliau menjadi panutan atau suri teladan masyarakat saat itu. Selain itu sikap
hormat Yahya kepada orang tua dan taat beribadah kepada Allah Swt. menjadi
teladan bagi siapa pun juga. Apalagi ayah beliau nabi Zakaria merupakan sosok
yang takwa kepada Allah Swt.
Oleh sebab itu walaupun kita hidup di zaman nabi Muhammad
saw., namun perilaku nabi Yahya a.s. dapat kita jadikan teladan, seperti hormat
kepada orangtua, pemberani dan teguh pendirian.
D. Kisah Keteladanan
Nabi Isa a.s.
Nabi Isa a.s. diutus Bani Israil, untuk mengajarkan tentang
ke-Esaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan. Nabi Isa a.s. merupakan
salah satu dari Rasul Ulul Azmi. Nabi Isa a.s. dilahirkan pada tahun 622
sebelum Hijriah atau sebelum tahun Masehi. Dalam al-Qur’ān, nabi Isa a.s.
disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun
29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Namanya
disebutkan sebanyak 25 kali di dalam al-Qur’ān. Sebagai bukti kenabiannya, nabi
Isa memiliki mukjizat, seperti bias berbicara sewaktu masih bayi dalam pangkuan
ibundanya, atas izin Allah Swt. Beliau menghidupkan burung yang terbuat dari
tanah liat, menyembuhkan orang yang terkena lepra, menyembuhkan orang buta atau
tuna netra.
Nabi Isa a.s. adalah utusan Allah Swt. dan diberi Kitab Suci
Injil. Dalam menyampaikan ajaran tauhid, beliau mendapat penolakan Bani Israil
tetapi tetap gigih menyampaikannya.
Mukjizat Nabi Isa
a.s.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya di atas, bahwa Nabi Isa
a.s. diberi mukjizat oleh Allah Swt. yang diceritakan dalam Q.S al-Maidah:110,
intinya yaitu:
Nabi Isa a.s. dapat berbicara dengan manusia ketika masih
bayi atau masih dalam buaian;
Dapat menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan
ibu;
Dapat menyembuhkan orang yang berpenyakit lepra dengan
seizin Allah Swt.;
Sementara itu sebelum diangkat ke langit, Nabi Isa a.s.
menyampaikan kabar kepada para pengikutnya bahwa akan datang seorang Nabi dan
Rasul bernama Ahmad. Nabi dan rasul yang dimaksud Nabi Isa a.s. ialah penutup
dari seluruh Nabi dan Rasul, yakni Nabi Muhammad saw. Ahmad sesungguhnya nama
lain dari Nabi Muhammad saw., yang ajarannya akan melengkapi seluruh ajaran
Nabi dan Rasul sebelumnya.
Q. S. AS SAFF 6
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani
Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang
turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul
yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” . . . (Q.S.
as-Saff/61:6)
Berdasarkan kisah Nabi Isa a.s. di atas, marilah kita ambil
hikmah dan suri teladan yaitu:
Kita harus menjaga kehormatan diri, kehormatan orangtua dan
keluarga. Seperti yang dicontohkan Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.
Kita harus berani berkata yang benar.
Kita harus meyakini bahwa Nabi Isa a.s. adalah seorang
Rasul.
Kita meyakini bahwa Nabi Isa diberi wahyu berupa Kitab Suci
Injil.
Kita harus menyembah Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa dan
Maha Suci.
Kita yakin bahwa orang yang takwa pasti dilindungi oleh
Allah Swt. Seperti Nabi Isa a.s. yang dikejar-kejar pasukan Romawi untuk
disalib, tapi Allah Swt. menyelamatkannya.
E. Kisah Keteladanan
Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi menceritakan tujuh orang pemuda dan seekor
anjing yang ditidurkan oleh Allah Swt. selama 309 tahun. Kisah Ashabul Kahfi
dapat kita temui dalam Q.S. al- Kahfi/18:13.
Kisah Ashabul Kahfi dapat kita temui dalam Q.S.
al-Kahfi/18:13.
Q. S. AL KAHFI 13
Artinya:
“Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan
sebenarnya. Se-sungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan
mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (Q.S. al-Kahfi/18:13)
Ashabul Kahfi
merupakan kisah perjuangan tujuh orang pemuda yang menyelamatkan keyakinannya
kepada Allah Yang Maha Esa. Mereka hidup di negeri Syam yang dikuasai bangsa
Romawi. Saat itu Syam diperintah oleh gubernur Romawi yang amat kejam, Daqianus
namanya. Daqianus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia
menyebar mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang
tidak menyembah berhala. Jika orang suruhan Daqianus menemukan anggota
masyarakat yang tidak menyembah berhala seperti yang dilakukan Daqianus, maka
mereka akan diseret ke hadapan Daqianus.
Ashabul Kahfi adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada
Allah Swt., yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah
Swt. semata. Mereka teguh di atas keyakinan yang benar. Meskipun bertentangan
dengan mayoritas masyarakat ketika itu. Ashabul Kahfi mengambil keputusan untuk
menghindari kejaran Daqianus dengan cara bersembunyi di gua.
Demi menyelamatkan akidah dan keyakinan mereka. Sebelumnya
mereka berdoa kepada Allah Swt.
Q. S. AL KAHFI 10
Artinya:
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua
lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi- Mu
dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.” (Q.S.
al-Kahfi/18:10)
Lalu Allah Swt. pun mengabulkan doa mereka dan memudahkan
urusan mereka. Mereka berlindung di dalam sebuah gua yang cukup luas sehingga
mereka bias tinggal dengan nyaman di dalamnya. Allah Swt. juga menidurkan
mereka di dalam gua tersebut selama 309 tahun, sehingga mereka tak dapat
dibangunkan oleh suara apa pun.
Ashabul Kahfi tidur di dalam gua mendapat perlindungan dan
penjagaan dari Allah Swt. Sinar matahari tidak masuk ke dalam gua, sehingga
tidak langsung mengenai tubuh mereka, sehingga tubuh mereka tidak rusak. Dengan
demikian mereka pun tidak merasa kepanasan dengan sengatan sinar matahari.
Bahkan Allah Swt. menjadikan orang yang melihat Ashabul Kahfi mengira bahwa
mereka dalam keadaan terbangun.
Ketika Allah Swt. Membangunkan Ashabul Kahfi, maka salah
satu dari mereka pergi ke kota dengan membawa uang untuk membeli makanan. Apa
yang didapati salah saorang Ashabul Kahfi tersebut? Ternyata ia mendapati
negeri (yaitu negeri Daqianus) sudah berubah, penduduk dan pemerintah pun telah
berganti. Penduduk tidak mengenali mereka, juga tidak seorang pun yang dia
kenal dari penduduk negeri tersebut.
Demikianlah kisah Ashabul Kahfi yang beriman kepada Allah
Swt. dan jujur dengan keimanannya tersebut, maka Allah Swt. balas keimanan dan
kejujuran mereka dengan menyelamatkan dan memuliakan mereka dengan menjadikan
mereka sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman hingga akhir zaman.
Oleh sebab itu, sebagai anak muslim kita harus memiliki
sikap teguh pendirian terhadap keyakinan yang benar. Seperti yang dicontohkan
Ashabul Kahfi yang berusaha untuk menyelamatkan akidahnya (keimanannya) kepada
Allah Swt. Kita harus yakin, bahwa orang yang beriman dapat perlindungan dari
Allah Swt. Hal itu diperlihat Allah Swt. yang melindungan Ashabul Kahfi
tersebut.
PENILAIAN HARIAN SILAHKAN KILK LING DIBAWAH INI
Komentar
Posting Komentar